JATI DIRI DAN SIFAT KEPEMIMPINAN KRESNA 7
15.33 Edit This 0 Comments »Jati Diri Kepemimpinan Kresna (7)
Di tengah medan pertempuran Baratayuda Kresna menasihati Harjuna
agar menuntaskan peperangan walaupun harus menghadapi saudaranya.
Nasihat tersebut lebih dikenal dengannama Bagawadgita.
(lukisan tinta di atas kertas tahun 2006 karya Herjaka HS)
Kresna kembali menemui Kunthi, melapor hasil perundingan, bahwa Suyodhana menginginkan perang. Kunthi berpesan agar Kresna menyuruh Pandhawa untuk melakukan kewajiban sebagai Pahlawan dan mempertaruhkan jiwanya. Kresna minta pamit, diantar oleh Widura, Sanjaya dan Yuyutsu. Karna mengikutinya. Kresna membujuk agar Karna berpihak kepada Pandawa, tetapi Karna menolaknya. Karna ingin mengukur kesaktian melawan Arjuna. Kemudian Karna minta pamit, berjanji akan bertemu di medan perang.
Kresna kembali ke Wirata, memberi tahu hasil perundingannya dengan Suyodhana. Pandawa bersiap-siap untuk berperang.
(Bharatayudha Z.II.8-16 s.d Z.III.1-18)
Cerita kematian Kresna dimuat dalam cerita Mosalaparwa, suku Wresni dan Yadu musna dalam perang saudara. Pokok cerita itu demikian : Bagawan Wisawamitra, Kanwa dan Narada berkunjung ke Dwarawati. Mereka dilihat oleh suku Yadu. Sarana dan Samba datang menghadap. Samba berhias dan berdansa seperti wanita, mengaku isteri Babhru, minta agar dianugerahi anak. Sang Bagawan berkata, bahwa mereka berdua menghina para bagawan. Dikatakannya, bahwa isteri Babhru itu sebenarnya adalah Samba anak Kresna. Sang bagawan mengutuk, suku Yadu akan mati oleh gada yang lahir dari kandungan perut Samba. Baladewa dan Kresna tidak akan ikut mati, mereka tidak bersalah, Kresna akan mati oleh si Jara, Baladewa akan mati masuk ke samodera. Setelah mengutuk para bagawan itu meninggalkan Dwarawati. Orang-orang Yadu gelisah, memberitahu kepada Kresna, tetapi Kresna tenang saja, tidak mau berusaha membebaskan kutukan itu.
Gada besi lahir dari perut Samba. Gada diberikan kepada Ugrasena. Ugrasena mengikirnya, serbuk besi dibuang ke samodera. Serbuk besi tumbuh menjadi gelagah dan rumput, hidup subur di sepanjang pantai.
Ketika terjadi perang saudara di tubuh suku bangsa Wresni dan Yadu, mereka menggunakan gada yang berasal dri gelagah itu. Perang dahsyat itu menyebabkan suku Wresni dan Yadu musnah. Samba, Pradyumna, Carudesna, Aniruddha meninggal dunia. Kresna bersama Babhru dan Daruki mencari Baladewa. Mereka melihat Baladewa duduk bersandar pada pohon, melakukan yoga, Naga putih bermulut merah keluar dari mulut Baladewa.Taksaka, Kumuda, Sundarika, Hrada dan Durmukha menyongsong mereka, terutama sang Baruna. Kemudian mereka masuk kembali ke dasar bumi. Kresna bertemu dengan maharaja Basudewa dan Rohini. Karena suku Wresni telah musnah, Kresna minta diri pergi ke permandian Prabhasa. Ia melihat bangkai orang-orang suku Wresni berserakan. Kresna bersedih lalu pergi masuk ke hutan, tidur pada pohon, berbuat yoga. Tiba-tiba Jara anak raja Basudewa, adik Kresna datang memburu binatang. Kresna dilihat oleh Jara, dikira binatang, lalu dipanahnya. Kresna berubah menjadi Wisnumurti. Jara menangis memeluk kaki sang Kesawa, kemudian ikut naik ke sorga. Para bidadara dan bidadari menyambut kedatangan Wisnu ( Mosalaparwa, dalam sekar sumur 1958: 112 – 117).
Kresna dalam Pewayangan
Cerita Kresna dalam Pewayangan merupakan perkembangan cerita Kresna yang berasal dari cerita di India lewat perkembangan cerita Jawa kuna. Kresna sebagai tokoh simbolik bagi manusia, maka cerita kehidupannya disesuaikan dengan kehidupan manusia sebenarnya. Yaitu mengenai kelahiran, perkawinan dan masalah hidup dan kehidupannya. Demikian juga tokoh Kresna, ia juga diangkat sebagai tokoh seperti manusia, dan ia termasuk tokoh penting dan banyak mendapat perhatian dari masyarakat pecinta pewayangan.
Dalam bab ini akan dimuat cerita Kresna mengenai kelahiran, perkawinan dan cerita lan yang menampilkan Kresna sebagai tokoh utama. Cerita bersumber pada cerita pewayangan yang banyak dipentaskan lewat pertunjukan wayang kulit, dan telah didokumentasikan dalam bentuk cerita pakem pewayangan atau dalam bentuk ringkasan isi, sekedar menjadi bahan ulasan dalam peneletian ini.
Cerita Kelahiran Nayarana
Nayarana adalah nama lain dari Kresna. Biasanya nama Nayarana dikenakan pada diri Kresna ketika ia masih muda atau jejaka. Di bawah ini cerita kelahiran Nayarana yang dimuat dalam Serat Kandhaning Ringgit Purwa dan cerita lakon yang berjudul Wisnu Nitis. Dalam cerita tersebut dikisahkan, Darmayona raja di negara Ngambarretna mempunyai anak perempuan cantik rupawan, bernama Ugraini. Kecantikan Ugraini termashur di negara sekeliling, maka banyak raja yang ingin memperisterinya. Di antaranya raja Darmaji dari kerajaan Ngindratma. Raja Darmaji telah mengajukan surat lamaran. Lamaran raja Darmaji diterima. Ugraini diserahkan kepadanya, bila pelamar dapat menyerahkan Mahkota Bathara Rama yang sekarang dimiliki oleh raja Ditya Kresna, raja di kerajaan Dwarawati.
Raja Darmaji telah menerima syarat permintaaan raja Darmayona. Raja itu lalu akan berusaha mencarinya. Raja Darmayona pergi ke pertapaan Repat kepanasan menemui Bagawan Anipita, menanyakan titisan Bathara Rama yang lahir di Marcapada. Raja mengharap anak perempuannya diperisteri oleh titisan Bathara Rama. Bagawan Anipita mempunyai anak angkat bernama Badraini. Sang bagawan pernah memperoleh petunjuk dewa, bahwa kelak Badraini akan melahirkan anak titisan Bathara Rama. Ia ingin menyerahkan Badraini kepada Basudewa untuk diperisterikannya. Keinginan itu dikatakan kepada raja Darmayona.
Darmayona ingin menyerahkan anaknya pula. Bagawan Anipita dan raja Darmayona bersama-sama pergi ke Mandura. Mereka menghadap raja Basudewa, dan menyampaikan keinginan mereka.
Ugraini dan Badraini diserahkan kepada raja Basudewa. Raja Basudewa menerima dengan senang hati, mereka berdua diperisterinya.
(R.S. Subalidinata)
Artikel ini diambil dari http://wayang.wordpress.com/2010/03/07/jati-diri-kepemimpinan-kresna-7/
0 komentar:
Posting Komentar