Banjaran Cerita Pandhawa (12) Kelahiran Bima (1)
20.05 Edit This 0 Comments »Banjaran Cerita Pandhawa (12) Kelahiran Bima (1)
Arya Suman menjumpai para Korawa dan bercerita tentang bayi bungkus. Ia diperintah raja untuk membantu memecahkannya. Dursasana usul agar bayi dalam bungkus dibunuh saja, dengan dalih pura-pura menolongnya.
Kala Dahana raja Batareta dihadap oleh Patih Kala Bantala, Kala Maruta, Kala Ranu dan abdi perempuan bernama Kepet Mega. Raja bercerita tentang mimpinya. Dalam mimpi raja bertemu dengan Citrawarsiti putri raja Karentegnyana di Tasikmadu. Raja Kala Dahana ingin memperisteri putri itu, lalu mengutus Patih Kala Bantala untuk menyampaikan surat lamaran. Patih Kala Bantala segera minta diri, berangkat ke Tasikmadu. Para perajurit raksasa ikut menyertainya. Di tengah perjalanan perajurit raksasa itu bertemu dengan perajurit Korawa. Maka terjadilah perselisihan, mereka bertempur. Perajurit Batareta menyimpang jalan, menghindari perang.
Premadi menghadap Bagawan Abiyasa, ia menanyakan peri hal kakaknya yang masih tinggal di dalam bungkus. Bagawan Abiyasa memberitahu, bahwa bayi dalam bungkus segera akan lahir. Premadi diwejang oleh Sang Bagawan, kemudian disuruh pergi ke hutan Krendhawahana. Premadi minta diri, lalu berangkat ke hutan. Para panakawan menyertainya. Di tengah perjalanan Premadi dihadang oleh beberapa raksasa. Terjadilah perkelahian, raksasa berhasil dikalahkan oleh Premadi.
Bathara Guru dihadap oleh Dewi Uma, Bathara Narada dan beberapa dewa lainnya. Bathara Narada memberi tahu, bahwa gara-gara terjadi karena seorang bayi dalam bungkus, yang tergolek di hutan Krendhawahana. Bathara Guru minta agar Bathara Narada mengajak Gajahsena turun ke Marcapada, membantu kelahiran bayi bungkus. Bathara Narada dan Gajahsena turun ke Marcapada.
Bathara Narada dan Gajahsena tiba di hutan Krandhawahana. Gajahsena diminta untuk memecah bungkus bayi. Bayi dalam bungkus dibanting, maka tiba-tiba dari dalam bungkus larilah seorang anak dewasa lengkap dengan dengan busana dan nampak gagah perkasa. Gajahsena mengejar dan berulang-ulang membanting anak itu, tetapi tidak hancur, bahkan semakin kuat
R.S. Subalidinata
0 komentar:
Posting Komentar