Banjaran Cerita Pandawa (28) Pandawa Gubah
04.50 Edit This 0 Comments »Banjaran Cerita Pandawa (28) Pandawa Gubah
Prabu Duryodana duduk di atas singhasana, dihadap oleh Pendeta Durna, Patih Sakuni dan Adipati Karna. Mereka membicarakan rencana pertemuan dengan Pandhawa. Raja ingin memberikan separuh negara kepada Pandhawa.
Dewa kembar utusan Hyang Guru datang, untuk meminta kepada Duryodana supaya mendirikan Bale Kencana bertiang delapanratus. Raja menyanggupinya, akan dicarinya ke hutan Krukmandhala. Dewa kembar kembali ke Kahyangan, pertemuan dibubarkan, raja masuk ke istana.
Prabu Duryodana menemui permaisuri, Retna Lesmanawati dan para abdi. Raja bercerita tentang pembicaraan di persidangan.
Sementara itu di pagelaran jaba, di Alun-alun, Patih Sakuni dengan Korawa bersiap-siap menghantar kepergian raja ke Hutan Krukmandhala. Kemudian raja berangkat, naik di atas kereta kerajaan.
Yudhistira berbicara dengan Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa, tentang rencana penerimaan separuh negara Ngastina.
Dewa Kembar datang menyampaikan pesan Hyang Guru, Pandhawa disuruh mendirikan Balai Kencana bertiang delapanratus. Yudhisthira menyanggupinya. Dewa Kembar minta diri, Bima ditugaskan mencari delapanratus tiang ke Singgela
Bima telah tiba di Singgela, bertemu dengan Patih Kartabangsa, meminta delapanratus tian kencana. Patih Kartabangsa tidak mengijinkannya. Bima ingin bertemu dengan rajanya, tetapi Patih Kartabangsa tidak memperbolehkan. Maka terjadilah perkelahian, Patih Kartabangsa kalah. Bima bertemu Raja Bisawarna. Raja memberikan delapanratus tiang. Tiang dibawa ke Ngamarta.
Anoman melihat delapanratus tiang dibawa Bima, cepat-cepat lari menahannya dan merebutnya. Bima menang dalam perebutan, tiang dibawa pulang.
Bathara Guru cemas terhadap kerukunan Pandhawa dan Korawa. Perang Baratayuda mesti tidak akan terjadi. Bathara Citragotra dan Bathara Guritna disuruh turun ke marcapada, menggoda kerukunan Pandhawa dan Korawa.
Bathara Citragotra dan Bathara Guritna turun ke marcapada. Masing-masing merasuk dalam diri Dursasana dan Burisrawa.
Pandhawa dan Korawa telah hadir di Balai Kencana. Mereka berjanji untuk menerima separuh bagian kerajaan Ngastina, dan tidak akan bermusuhan. Kemudian mereka mengadakan pesta besar bersama.
Dalam pesta besar tersebut, Burisrawa menggoda Sumbadra yang dikawal oleh Setyaki. Setyaki marah , Burisrawa dipukulinya.
Dursasana menggoda Drupadi sanggul Drupadi lepas. Drupadi marah dan berkata, tidak akan bersanggul bila belum berjamas darah Dursasana.
Pertemuan pesta menjadi kacau, Pandhawa mendakwa Korawa mendurhakai perjanjian.
Prabu Duryodana menutup pertemuan, Pandhawa meninggalkan Balai Kencana.
Mangkunagara VII Jilid XXX, 1932: 14-16
0 komentar:
Posting Komentar