JATI DIRI DAN SIFAT KEPEMIMPINAN KRESNA 3: TRAGEDI BANGSA YADAWA
14.28 Edit This 0 Comments »Jatidiri dan Sifat Kepemimpinan Kresna (3) Tragedi Bangsa Yadawa
Atas permintaan Pandawa, Kresna diminta pergi ke Hastina sebagai penengah, tetapi usaha Kresna tidak berhasil. Terpaksa mereka melakukan persiapan perang. Sebelum perang besar, Kresna bertindak sebagai sais kereta perang, ia menyampaikan sanjak suci Bhagawadgita.
Kresna amat berjasa dalam perang besar itu. Dua kesempatan Kresna menyarankan pada Pandawa. Ia membisikan kebohongan, agar Yudhistira membuyarkan keperkasaan Drona. Bhima disuruh menghancurkan paha Duryodhana. Setelah berpesan Kresna pergi ke Hastina menghadiri upacara korban Aswameda. Di Dwaraka Kresna mengumumkan larangan minum anggur. Kemudian bermunculan pertanda dahsyat dan menakutkan di seluruh masyarakat Dwaraka. Kresna menyuruh agar orang-orang pergi ke pantai daerah Prabasa, mohon agar dewa tidak marah. Mereka diijinkan minum anggur, tetapi hanya sehari. Mereka bermabuk-mabukan, akibatnya Pradyumna tewas bersama semua perwira Yadawa. Balarama bebas dari kemelut itu, kemudian meninggal dengan tenang di bawah sebatang pohon. Kresna terbunuh secara tidak sengaja oleh pemburu bernama Jaras. Kresna disangka rusa, lalau dipanah oleh pemburu itu. Arjuna pergi ke Dwaraka dan menyelenggarakan upacara berkabung bagi Kresna. Istri Kresna membakar diri di padang Kuruksetra.
Sumber cerita lain menceritakan Kresna sebagai berikut: Beberapa bagian cerita Mahabharata menempatkan tokoh Kresna di bawah Mahadewa Siwah. Kresna sebagai pemuja Siwah, maka diperoleh berbagai hadiah dari Siwah dan Uma.
Kisah hidup Kresna yang terkenal terutama pada masa kanak-kanak dan masa remaja. Banyak diungkapkan dalam kitab Purana.
Ramalan Narada dikatakan kepada Kamsa, bahwa kelak akan lahir anak laki-laki dari Dewaki, kemudian akan menghancurkan dan menaklukan kerajaan Kamsa. Untuk mencegah bahaya itu Kamsa menahan Dewaki di istananya. Dewaki adalah anak perempuan saudara laki-laki Kamsa. Enam anak yang dilahirkan Dewaki dibunuh oleh Kamsa. Pada kehamilan yang ke tujuh bayi itu inkarnasi Wisnu, dan secara luar biasa dipindahkan dari kandungan Dewaki ke kandungan Rohini istri ke dua Wasudewa. Bayi yang lahir diberi nama Kresna. Bayi itu mempunyai seuntai rambut aneh tumbuh di dada. Para dewa berusaha menyelamatkan bayi luar biasa itu. Para penjaga istana diguna-guna sehingga tertidur, kancing pintu dilepas, Wasudewa mendukung bayi dibawa lari ke Mathura. Mereka sampai di tepi sungai Yamuna, menyeberang ke rumah Nanda. Nanda itu seorang gembala, isterinya bernama Yasoda. Pada malam itu juga Yasoda baru melahirkan bayi perempuan. Wasudewa menukarkan bayi Balarama dan Kresna dengan bayi Yasoda. Bayi Yasoda diserahkan kepada Dewaki. Kamsa tahu tipu muslihat Wasudewa, lalu menyuruh agar setiap bayi luar biasa dibunuhnya. Wasudewa dan Dewaki dilepas dari istana, karena dianggap tidak berbahaya lagi.
Nanda membawa bayi bersama Yasoda, Rohini, dan Balarama pergi ke Gokula. Di tempat itu Balarama dan Kresna menjadi dewasa.
Sejak kanak-kanak sampai masa dewasa dua anak itu gemar bermain dan bercanda. Kekuatan mereka sangat menakjubkan, namanya menjadi terkenal.
Kamsa selalu berusaha mencari kematian Kresna. Iblis betina bernama Putana beralih rupa menjadi perempuan cantik, ia ditugaskan untuk membunuh Kresna. Putana berhasil menemui pengasuh Kresna dan menjadi inang pengasuh. Sewaktu Putana menyusui Kresna, anak itu kuat-kuat menghisap air susu, sehingga Putana tewas. Iblis lain berusaha untuk menggilas dengan pedati, pedati ditendang, hancur berantakan. Iblis bernama Triwarata beralih rupa menjadi angin pusar, terbang membawa Kresna. Kresna memaksa angin kembali ke daratan dengan keras, iblis menjadi hancur dan tewas.
Pada suatu hari Kresna memecahkan tempayan berisi susu dan keju. Susu dan keju habis dimakannya. Yasoda marah besar, Kresna diikat dengan seutas tali pada sebuah tempayan besar. Kresna menarik tempayan itu, tali pengikat menyangkut dua pohon besar. Tumbanglah pohon itu bersama akar-akarnya. Orang-orang menyebut Kresna dengan nama Damodhara.
R.S. Subalidinata (artikel ini diambil dari http://wayang.wordpress.com/2010/03/07/jatidiri-dan-sifat-kepemimpinan-kresna-3-tragedi-bangsa-yadawa/).
0 komentar:
Posting Komentar