Lukisan Cat Air Karya Aryo Sunaryo
Lukisan Cat Air Karya Aryo Sunaryo
Lukisan Cat Air Karya Aryo Sunaryo
SENI
LUKIS MENINGKATKAN PERKEMBANGAN PSIKOMOTOR ANAK
Oleh : Eko Kimianto,S.Pd
Kemampuan manusia pada dasarnya terbagi menjadi 3 ranah
kemampuan. Menurut Benjamin S. Bloom tiga ranah kemampuan manusia (dalam hal
ini seorang anak) tersebut meliputi kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan
kemampuan psikomotor.
Kemampuan kognitif yaitu kemampuan anak yang berisi perilaku-perilaku
yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berfikir. Kemudian kemampuan afektif merupakan suatu kemampuan
yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti
minat sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Sedangkan terakhir adalah
kemampuan psikomotor yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, menggambar, melukis, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.
Tiga kemampuan tersebut pada setiap
anak tidak bisa disamaratakan. Artinya seseorang yang mahir pada ranah yang
satu belum tentu mempunyai tingkat kemahiran yang sama dengan ranah yang
lainnya. Tingkat kemampuan kognitif yang dimiliki seorang anak tidak bisa
disamakan dengan tingkat kemampuan psikomotor yang dikuasainya, begitu pula
untuk tingkat kemampuan afektifnya.
Sudut pandang keliru tentang kemampuan ini
sering ditemukan pada anggapan masyarakat umum atau bahkan pada masyarakat
tertentu yang berkecimpung dalam pendidikan sekalipun. Hal ini memang terasa
ironis sekali, tetapi begitulah kenyataannya. Contohnya seseorang yang pandai
pada mata pelajaran Matematika, IPA maupun IPS, menurut pandangan masyarakat
tertentu pastilah akan pandai di bidang Seni Budaya atau Penjasorkes. Pandangan
tersebut tidaklah tepat, karena kemampuan intelegensi kognitif (Matematika, IPA,
IPS) sangat berbeda dengan kemampuan intelegensi psikomotor (Seni Budaya,
Penjasorkes). Hal ini tentunya tidaklah tepat.
Dalam tema tulisan ini memang tidak
mengungkap tentang perbedaan antara ranah yang satu dengan ranah yang lain.
Tetapi hal tersebut untuk mendasari pengetahuan tentang perkembangan psikomotor
anak. Bahwa seorang anak akan berkembang optimal apabila ketrampilan motoriknya
secara rutinitas di latih dengan tepat. Salah satu latihan motorik tersebut
adalah berlatih membuat suatu karya seni lukis.
Perkembangan psikomotorik anak adalah
perkembangan kepribadian anak yang berhubungan dengan gerakan jasmaniah dan
fungsi otot akibat adanya dorongan dari pemikiran, perasaan dan kemauan dari dalam
diri seseorang. Kekhasan
dari keterampilan motorik adalah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik yang
berlangsung secara teratur dan berjalan lancar tanpa dibutuhkan banyak refleksi
atau berfikir terhadap apa yang harus dilakukan dan mengapa harus mengikuti
suatu gerakan.
Beberapa perkembangan psikomotorik anak
dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut :
1. Melalui ketrampilan motorik, anak
dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa
senang memiliki ketrampilan membuat suatu gambar atau bentuk lukisan dasar yang
sederhana.
2. Melalui peningkatan potensi
perkembangan psikomotorik anak dapat menyesuaikan dangan lingkungan sekolah.
Pada masa pra sekolah atau pada masa awal sekolah dasar, anak sudah dapat
dilatih menulis menggambar melukis dan baris berbaris.
3. Melalui peningkatan potensi perkembangan
psikomotorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain dan bergaul dengan
teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat dalam bergaul
dengan teman sebayanya, bahkan dia akan terkucilkan atau menjadi anak yang
terpinggirkan.
4. Peningkatan potensi perkembangan
psikomotorik sangat penting bagi perkembangan self concept (kepribadian anak).
Teknik yang bisa digunakan untuk
mengembangkan potensi psikomotorik pada anak diantaranya adalah model permainan
atau out bond, model meniru, model kelompok belajar dan bermain. Stimulasi
untuk meningkatkan potensi psikomotorik dapat dilakukan diantaranya dengan cara
: diberikan dasar dasar ketrampilan untuk menulis, menggambar, melukis,
ketrampilan berolah raga atau menggunakan alat olah raga, gerakan-gerakan
permainan, seperti melompat memanjat dan berlari, dan baris berbaris secara
sederhana.
Dalam paparan di atas menunjukkan begitu
pentingnya perkembangan kemampuan psikomotor anak. Seni lukis merupakan salah
satu untuk mengoptimalkan kemampuan psikomotor tersebut. Seni lukis pada
dasarnya adalah sarana berimajinasi anak lewat kemampuan ketrampilan tangannya
untuk diungkapkan dalam bentuk visual. Visualisasi ini tak dapat dinilai
sekedar baik tidaknya suatu bentuk objek lukis tetapi lebih daripada itu. Yaitu
bagaimana ide dan kreativitas anak dapat diungkapkan dengan bentuk-bentuk
gambar sesuai dengan tingkat daya nalar mereka. Biarlah si anak
mengungkapkannya dengan realitas imajinasi yang dimilikinya. Sehingga terkadang
sangat bertentangan dengan wawasan dan pemikiran yang dimiliki oleh orang
dewasa. Tetapi hal itu biarkanlah karena mereka mempunyai imajinasi realitas
yang sesuai dengan tingkat penalarannya.
Menurut
Ensiklopedia bebas dari Wikipedia berbahasa Indonesia, dikatakan bahwa seni
lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang
sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis
adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga
dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja,
seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap
sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan
syarat bisa memberikan imaji tertentu kepada media yang digunakan oleh kapur
baros.
Bagi seorang anak dengan adanya
kebebasan di dalam mengolah berbagai alat maupun media yang ada dan
menghasilkan bentuk sesuai dari nilai rasa seorang anak, tentunya membuat
seorang anak senang. Anak merasa tidak tertekan dalam mengungkapkan
perasaannya. Anak akan bebas dan seluas mungkin dalam berimajinasi dalam
berkarya. Bentuk objekpun tidak terikat dengan bentuk yang telah dikenal
seorang anak, malah mereka dapat sesuka hati untuk mengembangkannya ke arah
bentuk sesuai tingkatan dan selera yang diinginkannya.
Kebebasan yang tidak mengikat diri
seorang anak membuat mereka secara tidak langsung akan selalu berlatih untuk
mencoba dan mencoba lagi. Proses selalu mencoba yang mempunyai intensitas lebih
inilah yang disebut proses pengembangan psikomotor anak melalui berkarya seni
lukis. Proses berkembangnya kemampuan
psikomotor pada diri anak diusahakan untuk selalu mengesampingkan unsur bentuk
dari lukisan. Teknik abstraksi yang berkembang pesat seiring merebaknya seni
kontemporer saat ini berarti tindakan menghindari peniruan objek secara mentah.
Hal ini anak akan lebih senang karena mereka tidak harus membuat sesuatu yang
dituntut sama dan membutuhkan suatu ketrampilan yang mempersulit dirinya. Anak
ingin lebih enjoy dalam mengungkapkan kesenangannya tanpa harus menuruti
kriteria-kriteria yang mengikat. Hal inilah yang membuat mereka akan lebih
berkembang kemampuannya terutama dalam ranah psikomotor.
Secara prinsip memang lukis berbeda
dengan gambar. Lukis lebih mengutamakan kemampuan anak untuk mengungkapkan
segala isi hatinya dalam bidang dua dimensional secara bebas tanpa batas-batas
aturan yang mengungkung dan menakuti anak untuk berlatih mengasah
ketrampilannya. Sedangkan gambar akan lebih menekankan pada teknik yang harus
dipelajarinya sehingga objek yang digambar dapat direalisasikan sesuai dengan
kemiripan bentuk objek yang dicontoh tersebut. Anak biasanya lebih sulit untuk
mengikutinya. Jiwa anak yang masih bebas inilah sebenarnya yang membuat anak
akan lebih mudah mengikuti dan lebih senang untuk mencoba berlatih dan
mengembangkan diri dalam seni lukis dibandingkan dengan menggambar. Menggambar
bagi anak terlalu rumit dan terlalu banyak aturan.
Seni lukis sesuai jiwa dan ekspresi
anak merupakan unsur yang dianggap mampu memberikan sensasi keberadaan objek.
Rasa suka ini semakin diperkuat untuk menggantikan unsur bentuk yang dikurangi
porsinya. Abstraksi atau kebebasan bentuk ini disebut juga sebagai salah satu pendorong
anak-anak untuk lebih suka mencoba berlatih seni lukis.
Kesukaan anak ini memang sebagai
salah satu penyebab utama untuk mengembangkan ketrampilan motorik yang
dimilikinya. Kemampuan yang baik dimulai dari rasa suka terlebih dahulu. Rasa
suka maupun hobi ini akan meningkatkan kemauan untuk mencoba membuat dan
mencoba untuk secara tidak langsung berlatih dengan rutinitas yang optimal.
Dengan selalu mencoba berarti akan semakin banyak dan sering untuk mengasah
ketrampilan yang dimilikinya. Dan semakin lama akan semakin meningkat pula
kualitas kemampuan psikomotornya dalam hal ini meningkatkan pula di dalam
berkarya seni lukis.
Seni lukis untuk anak memang berbeda
dengan seni untuk orang dewasa karena karakter fisik dan mentalnya berbeda.
Anak akan mudah tersanjung dengan memberikan pujian terhadap hasil kemampuannya
dan sesuatu yang disuka itu juga mendapatkan dukungan dari lingkungannya.
Begitu pula sebaliknya, anak akan mudah patah semangat apabila kesukaannya itu direndahkan
atau dicaci maki. Oleh karena itu dalam mengembangkan kemampuan psikomotor
anak, seharusnya juga disertai penghargaan hasil karya yang telah di
selesaikannya. Untuk itu seni lukis yang telah dapat dibuatnya, juga perlu
diberikan sanjungan setimpal.
Dengan demikian, apabila semua unsur yang
mendukung di atas itu bisa dilakukan, seni lukis akan benar-benar dapat
meningkatkan perkembangan kemampuan psikomotor anak secara optimal. Tinggal
kendala penghambatnya itu dapat diminimalisir atau tidak. Jikalau kendala tersebut
juga dapat diatasi semua secara teoritis peningkatan kemampuan ketrampilan
motorik anak akan benar-benar dapat berkembang secara optimal secara realita kehidupan
dilapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar