Rabu, 14 Oktober 2015

KARYA SENIRUPA SEBAGAI SARANA AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

 Hewan Untuk Manusia karya Abdul Aziz Akhmad, 2012

                                             Lukisan Kaligrafi Karya Abdul Aziz Akhmad

KARYA SENI RUPA SEBAGAI SARANA AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
Oleh : Eko Kimianto, S.Pd
       Seni rupa memang bukanlah dunia hingar bingar  layaknya kehidupan selebritas. Seni rupa juga bukan dunia hitam yang penuh kemuraman dan kepedihan hidup. Seni rupa seakan tak ada andil dalam berbagai sudut kehidupan. Seni rupa seakan tak begitu penting dalam kancah perekonomian, perpolitikan, sosial dan keagamaan. Tetapi seni rupa pada realitanya selalu menyertai dalam berbagai segi kehidupan tersebut, tidak terkecuali bidang ekonomi, politik, sosial maupun agama. Sejarah telah membuktikan peran seni rupa yang begitu penting dalam segala unsur kehidupan manusia.
      Seni rupa telah melebur dalam segala bentuk kehidupan pada diri manusia. Seni rupa memberikan gambaran akan corak budaya yang telah tertanam dalam tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan. Sehingga dengan karya seni rupa inilah tercermin gambaran kehidupan sebenarnya yang ada dalam masyarakat tersebut. Masyarakat akan terlihat modern, maju, tertinggal, tertekan dan terjajah bisa terlihat dari visualisasi kehidupan seninya.
      Mungkin pemahaman tersebut terlihat agak sulit dimengerti. Tetapi sebenarnya mudah untuk dipahami. Ambil contoh misalnya, dalam menata arsitektur rumah tinggal, memilih perabotan rumah tangga, televisi, kulkas, otomotif, sampai kepada pembelian piring, sendok, garpu, dan segala macam barang yang kita gunakan di kota, akan berbeda pula dengan kehidupan di desa. Begitu pula hampir semua benda yang dibutuhkan baik yang memiliki kaitan dengan rasa keindahan dan seni, seperti kain tenun, keris, batik, ornamen, busana, keramik, perhiasan, alat musik, dan banyak lagi. Hal ini menggambarkan seni rupa telah menyatu dalam pola tatanan kehidupan yang ada dimasyarakat kota maupun desa.
       Seni rupa yang selalu menyertai dalam segala segi kehidupan inilah, menjadi satu bentuk nyata bahwa karya seni rupa merupakan salah satu sarana untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar. Lewat karya seni rupa ini manusia, bisa mengeluarkan segala isi hatinya untuk berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela. Pada dasarnya manusia mempunyai nurani untuk selalu berbuat baik bagi dirinya maupun orang lain. Nurani manusia akan menghindari sekiranya sesuatu yang dilakukannyaitu tidak baik buat dirinya dan orang lain.
      Setiap manusia dianugerahi oleh Allah perasaan keindahan, sadar atau tidak manusia menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aktivitas kesenirupaan, baik dalam proses penciptaan, pengkajian, dan penyajiannya senantiasa dipandu oleh rasa keindahan yang sifatnya esensial dalam seni. Pada hakikatnya pengalaman menikmati rasa keindahan itu memberikan kebahagiaan spiritual bagi manusia. Oleh sebab itu sudah selayaknya manusia mensyukuri anugerah Allah itu, dan memuliakan NamaNYA. Rasa syukur dalam aktivitas kehidupan kesenirupaan kesehariannya akan berujud pada perilaku untuk beramar ma’ruf nahi munkar.
      Sekilas akan dijabarkan mengenai pengertian sebenarnya tentang “Amar Ma’ruf Nahi Munkar”. Menurut ilmu bahasa, arti amar ma’ruf nahi munkar ialah menyuruh kapada kebaikan ,mencegah kejahatan. Amar = menyuruh, ma’ruf = kebaikan, nahi = mencegah,  munkar = kejahatan. Amar ma'ruf nahi munkar (al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar) adalah sebuah frasa dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. Frasa ini dalam syariat Islam hukumnya adalah wajib.
       Dalil tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar seperti yang tercantum dalam Al-Quran surah Luqman ayat 17 yang berbunyi sebagai berikut: 
            يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ(17)
    
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Luqman 17)
       Jika kita tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas kita dan tidak mengabulkan segala doa kita:
“Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka)”. (HR. Abu Dzar)
      Dipandang dari sudut syariah perkataan amar ma’ruf nahi munkar itu telah menjadi istilah yang merupakan ajaran (doktrin) pokok agama islam, malah menjadi tujuan yang utama. Mengenai hal ini abul a’la al-maududi menjelaskan bahwa tujuan yang utama dari syariat ialah untuk membangun kehidupan manusia diatas dasar ma’rufat (kebaikan- kebaikan ) dan membersihkannya dari hal-hal yang munkarat (kejahatan-kejahatan). Lebih jauh, beliau memberikan definisi sbb : ” istilah amar ma’ruf nahi munkar itu menunjukan semua kebaikan-kebaikan dan sifat-sifat yang baik, yang sepanjang massa diterima oleh hati nurani manusia sebagai sesuatu yang baik.
      Sebaliknya istilah munkarat ( jamak dari munkar ) menunjukan semua dosa dan kejahatan – kejahatan yang sepanjang masa telah di kutuk oleh watak manusia sebagai satu hal yang jahat. Walhasil, ma’ruf menjadi hal yang sesuai dengan watak manusia pada umumnya dan kebutuhan-kebutuhannya, sedangkan munkarat ialah kebalikannya.
      Syariat memberikan satu pandangan yang jelas tentang ma’rufat dan munkarat tersebut dan menyatakannya sebagai norma-norma  yang segala sesuatu harus di sesuaikan dengannya, baik itu perilaku seseorang ataupun masyarakat”
      Amar ma'ruf nahi munkar dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan (kekuasaan) jika dia adalah penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah selemah-lemahnya iman seorang mukmin.
      Kewajiban ber-amar ma’ruf nahi munkar dapat dituangkan dalam berbagai bentuk karya seni rupa. Dengan kata lain seni rupa merupakan penuangan ide maupun langkah nyata untuk dapat ber-amar ma’ruf nahi munkar. Berbagai hal yang berkaitan langsung maupun tak langsung dengan seni rupa bisa sebagai sarana untuk berbuat baik dan mendorong menjauhi perbuatan kurang baik, mungkar atau tercela.
     Seni rupa yang  dikatakan ma'ruf  adalah seni rupa yang tercipta karena fitrah yang bersih dan akal yang sehat sehingga dapat mengenalnya dan menyaksikan kebaikannya. Jadi pengertian seni rupa amar ma'ruf ( menyuruh kepada yang ma'ruf ) adalah seni rupa yang dapat mengajak dan memberikan dorongan kepada orang untuk melaksanakannya, menyiapkan sebab-sebab dan sarana-sarananya dalam bentuk mengokohkan pilar-pilar serta menjadikannya sebagai ciri umum bagi seluruh kehidupan.
      Contoh karya seni rupa amar ma’ruf misalnya, pembuatan keindahan bentuk dan unsur-unsur seni rupa yang terdapat dalam arsitektur masjid, poster dan baliho yang berisi tentang dakwah dan perjuangan menegakkan agama, gambar-gambar ilustrasi untuk memperjelas dan mempermudah pelaksanaan syariat agama maupun pendidikan, gambar anatomi untuk menunjang pendidikan di bidang biologi maupun kedokteran. Kemudian termasuk juga seni rupa sebagai sarana prasarana untuk menunjang kelancaran dalam menjalankan ibadah seperti keindahan bentuk mode mukena, jilbab, sajadah, meja untuk tadarus, mimbar khotbah dan lain-lainnya yang masih banyak lagi dan tak mungkin disebutkan satu persatu.
      Sedangkan seni rupa yang munkar (kemungkaran) adalah karya seni rupa yang mencakup semua yang dibenci dan tidak diridhai Allah, baik masih berupa ide maupun perbuatan lahir yang telah berupa bentuk karya seni rupa dan ungkapan batin/perasaan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan syariat. Jadi seni rupa munkar (kemungkaran) mencakup karya seni rupa yang berupa kemusyrikan dengan segala bentuknya, mencakup segala ide untuk visualisasi penyakit hati seperti riya', hiqd (dengki), hasad (iri), permusuhan, kebencian dan semacamnya. Mencakup juga karya seni rupa yang menyia-nyiakan ibadah seperti shalat, zakat, shaum, haji dan semacamnya. Mencakup juga visualisai tentang perbuatan-perbuatan keji seperti zina, mencuri, minum khamar (minuman keras), menuduh berzina, merampok, berbuat aniaya dan semacamnya. Juga mencakup karya seni rupa yang bertujuan untuk  dusta, zalim, khianat, perbuatan hina, pengecut dan semacamnya.
       Contoh seni rupa munkar yang perlu dihindari adalah pembuatan karya patung untuk melakukan perbuatan syirik, reklame untuk propaganda menyudutkan dan menjelek-jelekkan seseorang atau pihak lain untuk tujuan-tujuan tertentu, pembuatan gambar-gambar yang berbau pornografi, gambar visual tentang prostitusi, pembuatan keramik untuk tempat dupa dan sesaji perbuatan syirik, membuat berbagai gambar, fotografi dan arsitektur untuk tujuan peribadatan yang tidak sesuai dengan syariat agama. Contoh seni rupa munkar ini juga tidak kalah banyaknya dengan karya seni rupa amar ma’ruf, tinggal bagaimana niat kita untuk menyalurkan hasrat berkarya seni sesuai dengan nurani dan tuntunan agama yang kita yakini.
       Pada prinsipnya telah tersedia sekian banyak ide berkarya seni rupa yang dapat dijadikan sarana untuk “Amar Ma’ruf Nahi Munkar”, terserah pada setiap pribadi yang ingin berkarya. Niat utama dalam berkarya seni rupa seseorang dalam lubuk hati yang terdalam seharusnya adalah sesuatu yang bermanfaat dan bermakna kebaikan untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Seni rupa pada dasarnya adalah suatu keindahan yang diciptakan manusia bernilai mulia dan pemanfaatannya untuk segala kemaslahatan umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar