Hewan Untuk Manusia karya Abdul Aziz Akhmad, 2012
KARYA
SENI RUPA SEBAGAI SARANA AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
Oleh : Eko Kimianto, S.Pd
Seni
rupa memang bukanlah dunia hingar bingar
layaknya kehidupan selebritas. Seni rupa juga bukan dunia hitam yang
penuh kemuraman dan kepedihan hidup. Seni rupa seakan tak ada andil dalam
berbagai sudut kehidupan. Seni rupa seakan tak begitu penting dalam kancah
perekonomian, perpolitikan, sosial dan keagamaan. Tetapi seni rupa pada
realitanya selalu menyertai dalam berbagai segi kehidupan tersebut, tidak
terkecuali bidang ekonomi, politik, sosial maupun agama. Sejarah telah
membuktikan peran seni rupa yang begitu penting dalam segala unsur kehidupan
manusia.
Seni
rupa telah melebur dalam segala bentuk kehidupan pada diri manusia. Seni rupa
memberikan gambaran akan corak budaya yang telah tertanam dalam tatanan
kehidupan sosial kemasyarakatan. Sehingga dengan karya seni rupa inilah
tercermin gambaran kehidupan sebenarnya yang ada dalam masyarakat tersebut.
Masyarakat akan terlihat modern, maju, tertinggal, tertekan dan terjajah bisa
terlihat dari visualisasi kehidupan seninya.
Mungkin
pemahaman tersebut terlihat agak sulit dimengerti. Tetapi sebenarnya mudah
untuk dipahami. Ambil contoh misalnya, dalam menata arsitektur rumah tinggal,
memilih perabotan rumah tangga, televisi, kulkas, otomotif, sampai kepada
pembelian piring, sendok, garpu, dan segala macam barang yang kita gunakan di
kota, akan berbeda pula dengan kehidupan di desa. Begitu pula hampir semua
benda yang dibutuhkan baik yang memiliki kaitan dengan rasa keindahan dan seni,
seperti kain tenun, keris, batik, ornamen, busana, keramik, perhiasan, alat
musik, dan banyak lagi. Hal ini menggambarkan seni rupa telah menyatu dalam
pola tatanan kehidupan yang ada dimasyarakat kota maupun desa.
Seni
rupa yang selalu menyertai dalam segala segi kehidupan inilah, menjadi satu
bentuk nyata bahwa karya seni rupa merupakan salah satu sarana untuk ber-amar
ma’ruf nahi munkar. Lewat karya seni rupa ini manusia, bisa mengeluarkan segala
isi hatinya untuk berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela.
Pada dasarnya manusia mempunyai nurani untuk selalu berbuat baik bagi dirinya
maupun orang lain. Nurani manusia akan menghindari sekiranya sesuatu yang
dilakukannyaitu tidak baik buat dirinya dan orang lain.
Setiap
manusia dianugerahi oleh Allah perasaan keindahan, sadar atau tidak manusia menerapkan
rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam aktivitas kesenirupaan,
baik dalam proses penciptaan, pengkajian, dan penyajiannya senantiasa dipandu
oleh rasa keindahan yang sifatnya esensial dalam seni. Pada hakikatnya
pengalaman menikmati rasa keindahan itu memberikan kebahagiaan spiritual bagi
manusia. Oleh sebab itu sudah selayaknya manusia mensyukuri anugerah Allah itu,
dan memuliakan NamaNYA. Rasa syukur dalam aktivitas kehidupan kesenirupaan
kesehariannya akan berujud pada perilaku untuk beramar ma’ruf nahi munkar.
Sekilas
akan dijabarkan mengenai pengertian sebenarnya tentang “Amar Ma’ruf Nahi Munkar”.
Menurut ilmu bahasa, arti amar ma’ruf nahi munkar ialah
menyuruh kapada kebaikan ,mencegah kejahatan. Amar = menyuruh, ma’ruf =
kebaikan, nahi = mencegah, munkar = kejahatan. Amar ma'ruf nahi munkar
(al`amru bil-ma'ruf wannahyu'anil-mun'kar) adalah sebuah frasa dalam bahasa
Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal
yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. Frasa ini dalam
syariat Islam hukumnya adalah wajib.
Dalil
tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar seperti yang tercantum dalam Al-Quran surah
Luqman ayat 17 yang berbunyi sebagai berikut:
يَابُنَيَّ أَقِمِ
الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا
أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ(17)
|
“Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan
cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).” (Luqman
17)
|
Jika kita tidak mau melaksanakan amar ma’ruf
nahi munkar, maka Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan
menindas kita dan tidak mengabulkan segala doa kita:
“Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat
baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah
akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian
orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a
mereka)”. (HR. Abu Dzar)
Dipandang
dari sudut syariah perkataan amar ma’ruf nahi munkar itu telah menjadi istilah
yang merupakan ajaran (doktrin) pokok agama islam, malah menjadi tujuan yang
utama. Mengenai hal ini abul a’la al-maududi menjelaskan bahwa tujuan yang
utama dari syariat ialah untuk membangun kehidupan manusia diatas dasar
ma’rufat (kebaikan- kebaikan ) dan membersihkannya dari hal-hal yang munkarat
(kejahatan-kejahatan). Lebih jauh, beliau memberikan definisi sbb : ” istilah
amar ma’ruf nahi munkar itu menunjukan semua kebaikan-kebaikan dan sifat-sifat
yang baik, yang sepanjang massa diterima oleh hati nurani manusia sebagai
sesuatu yang baik.
Sebaliknya
istilah munkarat ( jamak dari munkar ) menunjukan semua dosa dan kejahatan –
kejahatan yang sepanjang masa telah di kutuk oleh watak manusia sebagai satu
hal yang jahat. Walhasil, ma’ruf menjadi hal yang sesuai dengan watak manusia
pada umumnya dan kebutuhan-kebutuhannya, sedangkan munkarat ialah kebalikannya.
Syariat
memberikan satu pandangan yang jelas tentang ma’rufat dan munkarat tersebut dan
menyatakannya sebagai norma-norma yang
segala sesuatu harus di sesuaikan dengannya, baik itu perilaku seseorang
ataupun masyarakat”
Amar
ma'ruf nahi munkar dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan (kekuasaan)
jika dia adalah penguasa/punya jabatan, dengan lisan atau minimal membencinya
dalam hati atas kemungkaran yang ada, dikatakan bahwa ini adalah
selemah-lemahnya iman seorang mukmin.
Kewajiban ber-amar ma’ruf nahi munkar dapat dituangkan dalam berbagai bentuk
karya seni rupa. Dengan kata lain seni rupa merupakan penuangan ide maupun langkah
nyata untuk dapat ber-amar ma’ruf nahi munkar. Berbagai hal yang berkaitan
langsung maupun tak langsung dengan seni rupa bisa sebagai sarana untuk berbuat
baik dan mendorong menjauhi perbuatan kurang baik, mungkar atau tercela.
Seni
rupa yang dikatakan ma'ruf adalah seni rupa yang tercipta karena fitrah
yang bersih dan akal yang sehat sehingga dapat mengenalnya dan menyaksikan
kebaikannya. Jadi pengertian seni rupa amar ma'ruf ( menyuruh kepada yang
ma'ruf ) adalah seni rupa yang dapat mengajak dan memberikan dorongan kepada
orang untuk melaksanakannya, menyiapkan sebab-sebab dan sarana-sarananya dalam
bentuk mengokohkan pilar-pilar serta menjadikannya sebagai ciri umum bagi
seluruh kehidupan.
Contoh karya seni rupa amar ma’ruf misalnya,
pembuatan keindahan bentuk dan unsur-unsur seni rupa yang terdapat dalam
arsitektur masjid, poster dan baliho yang berisi tentang dakwah dan perjuangan
menegakkan agama, gambar-gambar ilustrasi untuk memperjelas dan mempermudah
pelaksanaan syariat agama maupun pendidikan, gambar anatomi untuk menunjang
pendidikan di bidang biologi maupun kedokteran. Kemudian termasuk juga seni
rupa sebagai sarana prasarana untuk menunjang kelancaran dalam menjalankan ibadah
seperti keindahan bentuk mode mukena, jilbab, sajadah, meja untuk tadarus, mimbar
khotbah dan lain-lainnya yang masih banyak lagi dan tak mungkin disebutkan satu
persatu.
Sedangkan seni rupa yang munkar (kemungkaran) adalah karya seni rupa
yang mencakup semua yang dibenci dan tidak diridhai Allah, baik masih berupa
ide maupun perbuatan lahir yang telah berupa bentuk karya seni rupa dan ungkapan
batin/perasaan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan syariat. Jadi seni rupa munkar
(kemungkaran) mencakup karya seni rupa yang berupa kemusyrikan dengan segala
bentuknya, mencakup segala ide untuk visualisasi penyakit hati seperti riya',
hiqd (dengki), hasad (iri), permusuhan, kebencian dan semacamnya. Mencakup juga
karya seni rupa yang menyia-nyiakan ibadah seperti shalat, zakat, shaum, haji
dan semacamnya. Mencakup juga visualisai tentang perbuatan-perbuatan keji
seperti zina, mencuri, minum khamar (minuman keras), menuduh berzina, merampok,
berbuat aniaya dan semacamnya. Juga mencakup karya seni rupa yang bertujuan
untuk dusta, zalim, khianat, perbuatan
hina, pengecut dan semacamnya.
Contoh seni rupa munkar yang perlu dihindari adalah pembuatan karya
patung untuk melakukan perbuatan syirik, reklame untuk propaganda menyudutkan
dan menjelek-jelekkan seseorang atau pihak lain untuk tujuan-tujuan tertentu,
pembuatan gambar-gambar yang berbau pornografi, gambar visual tentang
prostitusi, pembuatan keramik untuk tempat dupa dan sesaji perbuatan syirik, membuat
berbagai gambar, fotografi dan arsitektur untuk tujuan peribadatan yang tidak
sesuai dengan syariat agama. Contoh seni rupa munkar ini juga tidak kalah
banyaknya dengan karya seni rupa amar ma’ruf, tinggal bagaimana niat kita untuk
menyalurkan hasrat berkarya seni sesuai dengan nurani dan tuntunan agama yang kita
yakini.
Pada
prinsipnya telah tersedia sekian banyak ide berkarya seni rupa yang dapat
dijadikan sarana untuk “Amar Ma’ruf Nahi Munkar”, terserah pada setiap pribadi
yang ingin berkarya. Niat utama dalam berkarya seni rupa seseorang dalam lubuk
hati yang terdalam seharusnya adalah sesuatu yang bermanfaat dan bermakna
kebaikan untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Seni rupa pada dasarnya
adalah suatu keindahan yang diciptakan manusia bernilai mulia dan
pemanfaatannya untuk segala kemaslahatan umat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar