Sabtu, 27 September 2014

PAMERAN SENI RUPA SEBAGAI SARANA MENUNJUKKAN EKSISTENSI SISWA

Puncak dalam berkarya seni rupa adalah menunjukkan atau memamerkan hasil karya cipta yang telah dihasilkan oleh seorang pencipta seni. Pencipta seni dapat dikatakan mampu menghasilkan karya seni rupa apabila telah dapat memperlihatkan hasil karyanya yang berupa seni lukis, patung, keramik atau karya seni lainnya dalam suatu kegiatan pameran.
         Pameran merupakan suatu kegiatan mempertontonkan atau menunjukkan sesuatu kepada publik/khalayak agar mendapatkan suatu tanggapan. Tanggapan tersebut merupakan satu bentuk kepedulian khalayak dalam memberikan penghargaan dan penilaian terhadap karya cipta yang dipublikasikan tersebut. Perwujudan dari segala kegiatan akhir dalam berolah seni dengan menampilkan segala kelebihan dan kekurangan hasil karya cipta inilah yang disebut dengan pameran seni.
        Makna dari kata pameran memberikan pengertian bahwa sesuatu yang dipertontonkan bersifat diam (statis). Berbeda dengan arti dari kata pergelaran yang lebih bersifat dinamis (bergerak). Pameran lebih menekankan pada kegiatan memperlihatkan karya-karya seni yang tidak bergerak seperti seni rupa, sedangkan pergelaran yang dipertunjukkan cenderung berupa hasil karya seni yang selalu mobile seperti misalnya seni musik dan seni tari. Walaupun keduanya secara mendasar mempunyai arti yang sama yaitu mempertontonkan hasil karya cipta seni kepada khalayak pada umumnya dan penikmat seni pada khususnya agar mendapatkan suatu bentuk apresiasi.
        Pameran dalam pendidikan seni budaya mempunyai arti yang sangat penting. Hal ini terutama berkaitan dengan perkembangan kreativitas dan eksistensi siswa dalam menghasilkan suatu karya sebagai wujud ekspresi (perasaan) jiwanya dalam bentuk realitas. Realitas ini merupakan hasil nyata sebagai produk kreasi yang dapat langsung dinikmati dengan mata kepala para penikmat sendiri tanpa adanya penyambung lidah yang hanya sekedar kata-kata belaka.
       Wujud ekspresi jiwa seni dapat dipertontonkan secara nyata melalui kegiatan pameran. Kegiatan pameran inilah sebagai salah satu sarana untuk menunjukkan kemampuan diri (unjuk diri) bagi seorang siswa. Siswa dapat dikatakan bisa menciptakan dan menghasilkan suatu karya seni rupa apabila telah mampu memperlihatkan hasil karya ciptanya melalui kegiatan unjuk karya dengan penempatan dan penataan yang direncanakan dengan baik. Perencanaan yang terorganisir dengan baik dan matang dan disertai penyusunan langkah kerja yang rapi merupakan salah satu bentuk langkah awal terprogram dalam suatu pertunjukan karya seni yang lebih dikenal dengan sebutan pameran seni.
        Bentuk eksistensi siswa ini merupakan wujud kegiatan akhir dari berolah seni yang dipersembahkan kepada masyarakat umum. Masyarakat umum dalam kegiatan pameran seni rupa ini berfungsi sebagai penikmat seni. Penikmat seni inilah yang menikmati dan mengamati segala sesuatu yang ada pada hasil karya seni yang dipertontonkan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada hasil karya cipta siswa tersebut.
       Masyarakat sebagai penikmat seni ini nantinya diharapkan dapat memberikan pengakuan atas eksistensi siswa dalam menghasilkan karya seni rupa. Pengakuan masyarakat/khalayak terasa amat penting untuk mengangkat kepercayaan diri siswa dalam menghasilkan kreasi seninya yang dibuktikan dengan kemampuan diri mempertontonkan hasil karya cipta seninya.  Masyarakat diharapkan juga dapat memberikan saran dan masukan yang bermanfaat sehingga eksistensi siswa ini dapat ditingkatkan lagi pada tataran yang lebih tinggi. Sehingga awal pengalaman ini merupakan sarana pembelajaran untuk membangun jati diri sebagai seorang seniman.
       Sarana pembelajaran ini bagi siswa dapat digunakan untuk menampilkan hasil kemampuan berkarya seni rupa sesuai dengan bentuk atau model karya yang disukainya. Mengembangkan karya berdasarkan kecenderungan siswa untuk menganut aliran seni yang sesuai dan yang  diminatinya. Siswa dalam kegiatan pameranpun dapat menampilkan hasil karya ciptanya ini disesuaikan dengan jenis dan bentuk karya yang dipamerkan. Jenis karya yang dipamerkan ini bisa bersifat homogen maupun heterogen. Pameran homogen berarti pameran yang diselenggarakan hanya menampilkan satu jenis karya saja, misalnya pameran yang hanya menampilkan  berbagai macam karya lukisan saja. Sedangkan pameran heterogen adalah pameran yang menampilkan berbagai macam karya seni yang digabungkan seperti seni lukis, patung, grafis dalam satu tempat/ruang pamerannya.
       Untuk menunjukkan eksistensi dirinya, siswa dapat menampilkan karyanya dengan cara memamerkan karya-karya pribadinya saja. Langkah ini dalam kegiatan pameran disebut sebagai pameran tunggal. Pameran tunggal ini merupakan suatu bentuk kegiatan pameran dengan menampilkan/mempertontonkan karya-karya dari seorang seniman (siswa) saja. Apabila siswa secara individu belum dapat memenuhi kuota jumlah karya yang dipamerkan secara pribadi, dapat pula pameran  ditempuh dengan jalan memamerkan hasil karya ciptanya bekerja sama  dengan hasil karya seni siswa yang lainnya. Karya gabungan dari beberapa siswa dalam satu kegiatan pameran ini disebut dengan kegiatan pameran kelompok. Penegasan pengertian pameran kelompok ini adalah suatu jenis pameran yang memamerkan karya seni dari beberapa orang seniman.
       Biasanya kendala yang dihadapi siswa dalam mengadakan kegiatan pameran yaitu dalam segi pemilihan tempat untuk pelaksanaannya. Pemilihan tempat ini menjadi sulit karena adanya kesulitan atau keterbatasan dalam beberapa hal, misalnya masalah pendanaan dan perijinannya. Masalah pendanaan bisa diatasi apabila adanya kerjasama antar penyelenggara pameran dalam hal keuangan atau adanya sponsor untuk mem”back-up” kegiatan pameran. Perijinanpun akan mudah didapat apabila adanya kejelasan dalam penyelenggaraannya dan juga dari pihak sekolah memberikan lampu hijau dalam pelaksanaan dengan memberikan berbagai solusi nyata untuk mempermudah mengatasi masalah tersebut.
        Pameran akan lebih mudah diselenggarakan oleh siswa, jika sekolah telah mempunyai tempat permanen seperti aula, gedung serba guna, atau show room. Pameran permanen inilah yang paling mudah dan paling ideal untuk siswa, walaupun hal ini tidak semua sekolah mempunyai sarana lengkap seperti yang diharapkan. Mengenai hal ini siswa bisa memilih alternatif yang lain, seperti misalnya dengan mengadakan pameran rutin atau pameran insidental. Pameran rutin maksudnya adalah pameran yang diadakan pada waktu tertentu sebagai kegiatan rutin, misalnya pameran di sekolah dengan menggunakan ruang kelas pada tiap-tiap akhir semester. Sedangkan pameran incidental adalah pameran yang diadakan untuk memeriahkan suatu kegiatan atau peringatan  tertentu, misalnya pameran diselenggarakan bertepatan dengan saat peringatan hari-hari besar tertentu. Hal ini akan dapat lebih mempermudah dalam penyelenggaran pameran seni bagi siswa dan dapat pula mendatangkan para penikmat seni yang jumlahnya lebih banyak.
        Pameran seni rupa sebagai bentuk eksistensi siswa ini akan memberikan beberapa dampak positif bagi perkembangannya, terutama dalam menampilkan jati dirinya yang kreatif. Hal-hal yang menguntungkan bagi siswa misalnya siswa dapat memperlihatkan kemampuan dirinya. Karya seni merupakan ekspresi dari seniman (siswa) pembuatnya. Melalui pameran, seorang siswa dapat menciptakan karya seni hasil ekspresi dirinya untuk kemudian diperlihatkan kepada orang lain.
       Pameran juga sebagai media komunikasi siswa. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan kepada orang lain secara timbal balik sehingga ada kesamaan pemahaman antara pengirim pesan dan penerima pesan. Melalui pameran, siswa dapat menyampaikan pesan/idenya dalam bentuk karya seni rupa kepada para penikmat seni.
       Pameran merupakan sarana pengembang bakat bagi siswa. Bakat adalah kemampuan dasar manusia yang dimiliki semenjak lahir. Bakat tidak dapat berkembang dengan baik jika lingkungannya tidak memberikan kesempatan untuk berkembang. Salah satu pengembang bakat siswa dalam belajar berolah seni adalah dengan diadakannya kegiatan pameran.
        Pameran juga merupakan bentuk eksistensi siswa dalam kegiatan apresiasi. Apresiasi merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti, memahami, menikmati, mengagumi dan selanjutnya memberikan penilaian terhadap karya seni yang dinikmati. Pameran seni rupa bagi siswa akan memberikan banyak kesempatan agar karya yang diciptakannya dapat dilihat, kemudian dinilai orang lain. Sehingga siswa akan lebih dapat memahami semua kekurangan dan kelebihan karyanya untuk kemudian dapat membuat suatu perbaikan pada karya-karya mendatang yang akan diciptakannya.
        Dengan demikian pameran seni rupa merupakan sarana untuk memperkenalkan dan berkomunikasi antara siswa sebagai seniman dan karyanya dengan para penikmat seni atau masyarakat umum, sehingga akan terjadi proses apresiasi dan selanjutnya untuk menambah wawasan seni baik untuk pelaku (pencipta, penyelenggara, panitia) maupun penikmat seni  serta pengamat seni. Pameran seni rupa merupakan visualisasi eksistensi siswa dalam hal berimajinasi, berkreasi serta bentuk unjuk diri melalui karya seni rupa yang dikomunikasikan secara langsung kepada masyarakat atau penikmat seni  di lingkungannya/penikmatnya untuk memberikan apresiasi atau penilaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar