HANDRIO (Lahir/born 1926)
Dalam lukisan “Komposisi” 1991 ini Handrio menghadirkan bidang, warna dan garis, menjadi konstruksi yang mempunyai kemungkinan tafsir banyak. Komposisi elemen-lemen visual tersebut bisa diapresiasi sebagai suatu ritme yang musikal. Di dalamnya terbangun, bagaimana jalinan garis-garis formal menjadi bidang dengan berbagai bentuk. Bagaimana warna-warna mengungkapkan intensitasnya sehingga menimbulkan dinamika. Ataupun juga, bagaimana garis bidang dan warna itu menjelma menjadi ruang-ruang yang secara ilusif membangun dimensi visual yang kompleks dalam lukisan. Dengan gambaran tektual itu, tafsir berikutnya menghadirkan bagaimana pelukis ini membangun ilusi ruang-ruang kompleks menjadi seperti labirin. Jalinan bidang terang dan gelap membentuk lorong-lorong dan tumpukan bangunan yang kubistis dan rumit. Sampai disini, konstruksi elemen-elemen visual menjadi cermin yang bisa merefleksikan suatu citra daya analisis dan intuisi senimannya yang telah berada dalam alam berfikir modern.
Dalam proses kreatifnya, Handrio mengalami proses yang panjang untuk sampai pada bentuk-bentuk seperti ini. Semenjak tahun 1950-an, ia pelan-pelan mulai meninggalkan gaya realisme dan surealisme untuk menekuni gaya semi abstrak sampai akhirnya menjadi abstrak murni pada tahun 1980-an. Proses pengabstraksi dala kreatifitasnya merupakan kristalisasi berbagai pengalaman dari realitas dunia nyata saat itu yang mulai menghadirkan gejala modernisasi. Sosok realitas yang mengepungnya merupakan perubahan-perubahan sosiokultural dengan percepatan tinggi. Oleh karena itu, pelukis-pelukis ingin merefleksikan pengalaman kulturalnya dengan ringkas dan mencari objek-objek, atau bahkan akhirnya menciptakan bentuk-bentuk baru sama sekali tanpa harus merepresentasikan apapun dari alam. Proses itu diawali Handrio dengan memecah-mecah objek menjadi konstruksi yang geometris. Semakin intens ia menggali dan menganalisis objek-objek itu, semakin nyata bahwa esensinya adalah konstruksi dari elemen-elemen visual. Dengan pencapaian tersebut ia akhirnya sampai pada berbagai komposisi yang menghadirkan citra-citra murni dari berbagai macam karakter visual. Dalam hal inilah Handrio dapat dipandang sebagai agen perubahan ke modernisme dalam seni lukis Indonesia. Akan tetapi uniknya justru dari kubu Yogyakarta yang saat itu dominan dengan paradigma estetik kerakyatan.
Komposisi / The Composition (1991)
Akrilik di atas kanvas / Acrylic on canvas, 77 x 77 cm, Inv. 84/SL/A
Posted on 15 Mar 2007 by webmaster
(Artikel dan gambar diambil dari www.galeri-nasional.or.id/galeri-nasional/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar