Senin, 28 September 2009

TRADISI SYAWALAN DI KALIWUNGU KENDAL

Para peziarah berduyun-duyun dan berdesak-desakan menuju makam Sunan Katong pada waktu Syawalan. www.ekokimianto@ymail.com
Makam Sunan Katong pada waktu Syawalan penuh sesak dengan para peziarah. www.ekokimianto@ymail.com
Berdoa di sekitar lokasi makam Sunan Katong. www.ekokimianto@ymail.com

Tempat wudhu di lokasi makam Sunan Katong, wudhu dilakukan sebelum melaksanakan ritual doa. www.ekokimianto@ymail.com


Gapura/Pintu Gerbang masuk ke lokasi makam Sunan Katong. Penuh sesak ingin ziarah kubur di makam Sunan Katon. www.ekokimianto@ymail.com



Perawatan makam yang termasuk luar biasa di makam Kyai Guru. www.ekokimianto@ymail.com
Rumah makam Kyai Guru, kelihatan lebih baru tetapi para peziarah tetap antusias mengunjunginya. www.ekokimianto@ymail.com
Peziarah sampai antri berjam-jam untuk masuk ke rumah makam Kyai Guru. www.ekokimianto@ymail.com
Beginilah kondisi Syawalan tahun 2009 di depan rumah makam Kyai Guru. www.ekokimianto@ymail.com




SYAWALAN merupakan satu bentuk tradisi tahunan yang ada di beberapa daerah di Indonesia, yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Setiap daerah mempunyai warna tradisi syawalan yang berbeda-beda, tetapi mempunyai satu kesamaan yaitu dilakukan pada waktu bulan syawal 7 hari setelah lebaran atau hari raya Idhul Fitri. Kebanyakan dari tradisi syawalan ini yaitu suatu kegiatan bernuansa religi yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara kolektif menyambut 7 hari setelah lebaran dengan berziarah kubur pada figur yang telah melegenda atau tokoh yang telah memberi warna kehidupan pada masyarakat setempat. Tokoh tersebut yaitu tokoh yang telah memberikan teladan kehidupan, terutama yang bersifat religius (Islami). Syawalan dapat juga berupa satu bentuk pesta atau rasa syukur ungkapan kebahagiaan masyarakat setelah menjalankan ibadah puasa Romadhon. Rasa syukur ini dapat diungkapkan dalam bentuk suatu kegiatan yang menghibur atau kegiatan lain yang bersifat religi untuk mengenang kembali tokoh-tokoh agama masa lalu yang ada di masyarakat tertentu.
BENTUK TRADISI SYAWALAN ini juga dilakukan oleh masyarakat Kaliwungu Kendal. Masyarakat Kaliwungu merupakan satu contoh kecil, masyarakat yang kental dengan nuansa kehidupan keagamaannya. Kaliwungu di kenal dengan nama kota santrinya. Hal ini dapat dipertegas dengan banyaknya pondok-pondok pesantren atau madrasah-madrasah yang eksis dan selalu berkembang dari tahun ke tahun. Hingga grup band ternama seperti GIGI pun menyanyikan lagu "KOTA SANTRI" yang tidak lain untuk menegaskan Kaliwungu sebagai kota santri. Pernyataan lirik ini bukanlah basa-basi untuk menyebut kota selain Kaliwungu, karena pengarang lagu ini adalah orang asli dari Kaliwungu yang ingin mengungkapkan perasaan dan memvisualkan bentuk kehidupan agamis di kota asalnya tersebut.
SYAWALAN di Kaliwungu merupakan bentuk kegiatan rutin yang dilakukan masyarakat setempat setiap tahunnya. Kegiatan ini tidak perlu adanya komando dari seorang pejabat atau tokoh masyarakat, tetapi atas dasar tradisi dan kebiasaan yang telah dilakukan dari tahun ke tahun dan telah berlangsung sangat lama sekali. Tidak ada catatan sejarah yang pasti kapan dimulainya tradisi syawalan ini. Tradisi syawalan yang pasti dilakukan semenjak Islam masuk di daerah ini. Hal ini sangat erat kaitannya dengan segala bentuk kegiatan yang sarat dengan nuansa keislaman. Misalnya adanya acara utama berupa ziarah kubur dengan menggunakan doa-doa islam, figur tokoh yang dikunjungi juga tokoh-tokoh penyebar agama islam. Sedangkan makam tokoh yang bertentangan dengannya (seperti Paku Wojo) lengang dan sepi tanpa peziarah.
KEGIATAN utama syawalan adalah berziarah ke tempat makam "SUNAN KATONG" dan dilanjutkan berziarah ke makam Kyai Guru (Kyai Asy'ari). Sunan Katong merupakan tokoh utama penyebar agama islam di Kendal termasuk di dalamnya Kaliwungu dan kota-kota disekitarnya. Penyebar agama islam yang lain di kota ini diantaranya adalah Wali Joko, Wali Hadi dan Wali Gembyang. Ketiga wali ini pada akhir hayatnya tewas di tangan Paku Wojo. Sunan Katong adalah seorang tokoh yang sangat mulia dan sangat disegani pada masa hidupnya. Hingga sepeninggal beliaupun masyarakat tetap menghormatinya dengan berbagai bentuk kegiatan untuk mengenang jasa-jasanya, seperti salah satunya pada acara tradisi syawalan tersebut. Kegiatan Syawalan ini merupakan satu kegiatan yang luar biasa meriah, besar dan antusias masyarakat sangat tinggi sekali.
TEMPAT syawalan ini sangat luas untuk ukuran di kota Kendal, dimulai dari timur sampai ke barat yaitu aloon-aloon (depan masjid Agung Kaliwungu ) hingga lapangan Brimob (depan eks gedung bioskop Kaliwungu). Sedangkan dari arah utara sampai selatan yaitu sepanjang pinggir jalan raya Soekarno-Hatta hingga lokasi makam Sunan Katong dan Kyai Guru. Semua lokasi yang ada penuh dengan berbagai macam hiburan maupun para pedagang musiman. Pengunjung begitu antusias mengisi semua lokasi yang ada, baik yang hanya jalan-jalan di keramaian tersebut maupun yang khusus menuju lokasi ziarah kubur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar