DURYUDANA DALAM PEWAYANGAN JAWA

18.44 Edit This 0 Comments »
Salah satu adegan dalam Kisah mahabharata versi wayang Purwa Jawa, diambil dari http://kolomkita.detik.com/upload/purwa.jpg


PRABU DURYUDANA

Duryudana adalah putera Prabu Destarastra di Hastinapura, ia seorang Kurawa yang tertua. Korawa atau Kurawa berarti suku bangsa Kuru. Setelah dewasa Duryudana bertahta di Hastinapura bergelar Prabu Duryudana. Kurawa meskipun bersaudara misan dengan Pandawa namun senantiasa bermusuhan, hingga terjadi perang saudara, yang disebut Baratayudha. Negeri HHastinapurapura terhitung kerajaan besar, binatara, maka waktu perang Baratayudha dapat bantuan dari kerajaan lain. Sebenarnya Prabu Duryudana seorang yang sakti, tetapi tak pernah kelihatan kesaktiannya. Dalam perang Baratayudha ia bertanding dengan Raden Wrekudara. Prabu Duryudana tak dapat dikalahkan. Tetapi ketahuan oleh Wrekudara dari isyarat yang diberikan oleh Prabu Kresna dengan menepuk-nepuk paha kiri yang merupakan kelemahannya. Setelah dipupuh (dipukul) dengan gada, paha kirinya oleh Wrekudara, tewaslah ia. Kelemahan paha ini karena waktu muda Duryudana dimandikan dengan air sakti, ada bagian paha yang tertutup dengan daun beringin, maka tertinggallah bagian badan itu oleh air sakti yang membasahi seluruh badannya.
Prabu Duryudana menantu raja Mandraka, Prabu Salya. Mula-mula ia bertunangan dengan Dewi Erawati, Puteri Prabu Salya yang tertua, tetapi gagal karena puteri itu dicuri oleh Kartowiyoga, dan Prabu Duryudana mencari puteri itu tetapi gagal. Putri tersebut diketemukan oleh Raden Kakrasana, maka diperisterilah puteri itu oleh Kakrasana, yang kemudian jadi raja di Madura bernama Prabu Baladewa.
Kedua kali Prabu Duryudana bertunangan dengan puteri Prabu Salya yang kedua, bernama Dewi Surtikanti, tetapi puteri itu diperisteri oleb Raden Suryaputra, yang kemudian bernama Adipati Karna.
Ketiga kalinya, bertunangan dengan Dewi Banowati, puteri Prabu Salya yang ketiga, luluslah perkawinan ini. Namun sebenarnya, puteri Banowati tak suka pada Prabu Duryudana, karena Banowati berharap akan diperisteri oleh Raden Arjuna. Lantaran ini, Dewi Banowati .menurut juga dipermaisuri dengan Prabu Duryudana, tetapi dengan janji tak akan dilarang semasa Dewi itu bertemu dengan Arjuna sewaktu-waktu. Dikabulkanlah permintaan itu dan terlaksana pada waktu-waktu Banowati bertemu dengan Arjuna tak diganggu-gugat. Prabu Duryudana berputera Raden Lesmanamandrakumara dan Dewi Dursilawati.

BENTUK WAYANG

Prabu Duryudana bermata telengan, hidung dempak. Berjamang tiga susun dengan garuda membelakang besar, berpraba. Berkalung ulur-ulur. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Kain bokongan kerajaan. Batik kain parang rusak barong, tanda kain pakaian bangsawan agung. Prabu Duryudana berwanda: Yangkung dan Jaka

Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.

(Artikel diambil dari http://wayangku.wordpress.com/2008/09/04/prabu-duryudana/).

0 komentar: